Sabtu, 06 September 2014

MENGGALI RUPA TANGIS

(Sebuah Esai Apresiatif Atas Puisi Tangis Malam Karya Yanu Grastyanto)
Oleh Moh. Ghufron Cholid

Tangis, tanda cinta yang lain untuk menajamkan mata jiwa. Moh. Ghufron Cholid

TANGIS MALAM

Ada Tuhan di lukamu
Meneteskan musim pancaroba

Yanu Grastyanto, 2014

Pendahuluaan
Tangis Malam demikian Yanu memperkenalkan anak imajinasinya. Pengambilan judul yang baik. Adakah malam itu memang menangis? Di sinilah Yanu membuka pandangannya, kalau ada hal yang biasa namun dimasukkan ke tubuh sastra, menjadi tak biasa, oleh ianya melahirkan daya renung.

Tangis bisa saja diperkenalkan sebagai tanda kesedihan. Benarkah? Pendapat ini benar namun tak bisa diaminkan seratus persen sebab tangis juga bisa jadi tanda haru. Haru atas perjuangan yang ditempuh dengan tabah, namun berbuah anugerah.

Malam bisa diidentikkan dengan gelap, sunyi, mengiris jiwa atau sebagai bahan menempa jiwa untuk menjadi pribadi yang lebih bercahaya dan lebih wibawa. Jika ruh wal laylu libasa menjadi ruh bagi tubuh malam, maka bisa dimaknai bahan refleksi untuk istirahat, untuk membeningkan hati.

Malam yang bisa diibaratkan ibu kesunyian bisa dijadikan bahan renung untuk mengetahui seberapa besar kemampuan diri bisa bertahan dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.Malam dengan sunyinya, manusia dengan sisi individualnya bisa menjadi kajian untuk menguji seberapa besar manusia bisa menaklukkan ego dalam dirinya.

Berbicara tentang malam pastilah memiliki keutamaan ada pun sebagiian keutamaan malam sebagaimana firman Allah.

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
(QS: Al-Mu'min Ayat: 61)

Adanya malam sebagai bentuk keseimbangan hidup, jika siang digunakan untuk bekerja maka malam digunakan untuk istirahat, bagaimana pun tubuh memiliki hak untuk istirahat agar kita tidak mudah sakit. Jika bekerja terus menerus tanpa memiliki waktu istirahat sama halnya kendaraan yang terus melaju tanpa memperhatikan rambu-rambu jalan, padahal ada manfaat di dalamnya agar terhindar dari kecelakaan (sakit).

Adanya malam sebagai waktu istirahat, sudah dinyatakan dengan tegas kalau manusia tidak mensyukurinya. Menyadari malam sebagai waktu istirahat akan menjadikan kita manusia yang lebih pandai bersyukur.
Di dalam firman Allah yang lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44]: 3-4)Jadi malam merupakan waktu yang istimewa dan sangat mengandung sejarah yakni penurunan al-Qur'an pada suatu malam yang diberkahi dan di dalamnya tr4dapat peringatan, yang di dalamnya terdapat banyak pelajaran hikmah.

Pembahasan
Ada Tuhan di lukamu, kata Yanu seakan ingin berbicara dengan dirinya, nuraninya atau sedang ingin menegaskan keadaan kita sebagai manusia bahwa ada upaya untuk menghibur untuk tidak putus asa atas cobaan yang diderita.Yanu seakan ingin menegaskan dan menghidupkan aliran kepercayaan bahwa kita tak pernah benar-benar sendiri menjalani kehidupan, sebab Tuhan selalu ada untuk kita.

Ada Tuhan, ada benih-benih ketauhidan yang ingin ditanamkan oleh Yanu pada dirinya dan pada kita sebagai pembaca.Sifat wujud (ada) adalah sifat Tuhan yang wajib diketahui dari duapuluh sifat yang dimilikiNya. Oleh sangat vital dan sensitifnya kewujudan Tuhan maka diletakkan paling utama dari dua puluh sifat utama.

Adanya Tuhan bisa diketahui dengan adanya penciptaan langit dan bumi beserta isinya. Tuhan dengan KunNya bisa menjadikan yang ada menjadi tiada, lalu menjadikan ada.Namun meski Tuhan memiliki Kun, Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta isiNya dalam enam masa, oleh Tuhan menghargai proses hamba-hambaNya.

Ada Tuhan di lukamu, kata Yanu untuk semakin menguatkan aqidah agar tetap percaya bahwa Tuhan selalu ada dan tak pernah menyia-nyiakan hamba-hambaNya. Dalam firman Allah, Manusia diciptakan dalam keluh kesah yang dengannya manusia bisa lebih mengenal Tuhannya, dirinya, mengenal orang lain dan lingkungannya.

Apa-apa yang menimpa dari musibah di bumi dan di langit kecuali sudah termaktub, hal yang demikian sangat mudah bagi Allah.

Jika merenungi firman Allah dan menginsafi dengan tenang, bahwa pada hakekatnya musibah yang menimpa sebenarnya sudah termaktub dan mudah bagi Tuhan.Ada Tuhan di lukamu, kata Yanu seakan ingin menyampaikan bahwa Tuhan sedang menguji kesabaran manusia. Oleh ianya sebagai media untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Meneteskan musim pancaroba, kata Yanu pada hakekatnya dalam musim yang berganti terdapat renungan jika kita menyikapi Ada Tuhan di lukamu maka efeknya terjadi seperti yang diisyaratkan oleh Yanu, meneteskan musim pancaroba.Kita semakin dewasa mengenali waktu, mengenali diri.

Allah berfirman, Dan bahwasanya Dialah yang membuat tertawa dan menangis (An-Najm: 43) jadi kebahagiaan (tertawa) dan menangis berasal dari Allah, maka pada hakekatnya tertawa dan menangis adalah dua hal yang saling mengisi, yang keduanya berasal dari Allah.Manusia bisa tertawa karena mendengar, melihat atau membaca hal-hal yang lucu, yang dengannya segala beban bisa sirna. Manusia bisa menangis oleh sisi kemanusiaannya tersentuh, baik ketika tak kuasa membendung duka maupun ketika tak kuasa membendung rasa haru yang meluap-luap.

Ketika segala duka dipendam di dada, dan tak dikeluarkan lewat tangisan maka beban pun semakin memuncak dada sesak, yang tersisa hanyalah penyakit yang terkuat.Ketika kita meyakini tertawa dan menangis berasal dari Allah maka kita secara perlahan tapi pasti menuju ke arah pengenalan diri. Menginsafi segala kejadian dengan bijak dan mata hikmahpun semakin menajam.

Dalam surat Attaubah:82 Allah berfirman, maka hendaklah merekatertawa sedikit dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. Sedikit tertawa dan banyak menangis adalah dua hal yang dianjurkan. Oleh karena keduanya bisa menjadi jalan menuju pendewasaan. Sedikit tertawa akan melahirkan bijak sementara banyak menangis, akan membuat manusia semakin peka dalam menjalani hidup.

Sedikit tertawa bisa juga dikaitkan dalam kehidupan dunia, sebab terkadang manusia akan merasa lebih dibandingkan manusia lain dan mudah menertawakan kekurangan orang lain, padahal kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia hanyalah titipan. yang tidak menutup kemungkinan akan berganti peran antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.

Misalkan ketika manusia dalam keadaan kaya lantas menertawakan kehidupan manusia lain yang sangat tragis karena kemiskinannya, sehingga tak bisa mengontrol dirinya dan mati hatinya dalam mengenal sesama, namun ketika nasib sudah berpihak pada orang yang ditertawakan karena kemiskinannya berubah menjadi orang kaya dan orang kaya yang dengan kekayaannya begitu congkak sehingga begitu ringan menertawakan hidup orang lain, akan menjadi orang yang bersedih ketika mengalami sendiri.

Hakekatnya tertawa dan menangis adalah pemberian Allah yang harus disikapi dengan bijak, agar melahirkan manusia-manusia bijaksana, selalu menghidupkan Allah di tiap suasana. Sedikit tertawa lebih difokuskan pada kehidupan dunia, sementara banyak menangis lebih difokuskan pada tingkah laku yang mengarah pada kehidupan akhirat. Dengan menyadari sedikit tertawa (pada kehidupan dunia) dan banyak menangis (merenungi kehidupan akhirat) maka takkan ada lagi yang bisa menepuk dada dengan hidup yang telah didapat dan tak ada pula yang terlalu bersedih karena mendapatkan kegagalan.

Yanu seakan ingin merubah ketimpangan yang disaksikan atas kerapuhan hati manusia dalam menyikapi cobaan. Yanu seakan ingin menguatkan hatinya atau hati pembacanya untuk tidak terlalu bersedih dan untuk tidak terlalu banyak menertawai kehidupan yang disaksikan.

Paling tidak puisi tangis malam karya Yanu, ingin menegaskan agar kita tak putus asa dalam menjalani hidup, yang kadang kala tak seirama harap.

Madura, 5 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar